Tari Kipas Pakarena
Tari Kipas Pakarena merupakan ekspresi kesenian masyarakat Gowa yang
sering dipentaskan untuk mempromosi pariwisata Sulawesi Selatan. Dalam
bahasa setempat, “pakarena” berasal dari kata “karena” yang memiliki
arti “main”. Tarian ini sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat
Gowa yang merupakan bekas Kerajaan Gowa.Tarian Kipas Pakarena memiliki aturan yang cukup unik, di mana penarinya
tidak diperkenankan membuka matanya terlalu lebar, sementara gerakan
kakinya tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Tarian ini biasanya
berlangsung selama sekitar dua jam, jadi penarinya dituntut untuk
memiliki kondisi fisik yang prima.
Sementara itu, tabuhan Gandrang Pakarena yang disambut dengan bunyi tuip-tuip atau seruling akan mengiringi gerakan penari. Gemuruh hentakan Gandrang Pakarena yang berfungi sebagai pengatur irama dianggap sebagai cermin dari watak kaum lelaki Sulawesi Selatan yang keras. Sebagai pengatur irama musik pengiring, pemain Gandrang harus paham dengan gerakan tarian Pakarena. Kelompok pemusik yang mengiringi tarian ini biasanya berjumlah tujuh orang, dan dikenal dengan istilah Gondrong Rinci.
Sementara itu, tabuhan Gandrang Pakarena yang disambut dengan bunyi tuip-tuip atau seruling akan mengiringi gerakan penari. Gemuruh hentakan Gandrang Pakarena yang berfungi sebagai pengatur irama dianggap sebagai cermin dari watak kaum lelaki Sulawesi Selatan yang keras. Sebagai pengatur irama musik pengiring, pemain Gandrang harus paham dengan gerakan tarian Pakarena. Kelompok pemusik yang mengiringi tarian ini biasanya berjumlah tujuh orang, dan dikenal dengan istilah Gondrong Rinci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar