Tari Serimpi Sangu Pati
Tari
Srimpi Sangupati yang ada sekarang sebenarnya merupakan tarian karya
Pakubowono IV yang memerintah kraton Surakarta pada tahun 1778-1820.
Nama Srimpi Sangupati sendiri berasal dari kata “sang apati” yang
artinya sebutan bagi pengganti raja. Ketika Pakubuwono IX memerintah
kraton Surakarta (1861-1893) beliau berkenan mengubah nama Sangapati
menjadi Sangupati.
Hal
itu dilakukan berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada masa
pemerintahan beliau ketika pemerintah Kolonial Belanda memaksa
Pakubuwono IX agar mau menyerahkan tanah pesisir pulau Jawa kepada
Belanda. Nah, pada saat pertemuan atau perundingan itulah Pakubuwono menjamu tamu Belanda dengan tari Srimpi Sangupati.
Tari
Srimpi Sangupati merupakan tarian yang dilakukan oleh empat penari putri
dengan jabatan Batak, Gulu, Dhadha dan Buncit. Yang menggambarkan empat
arah mata angin, dengan “aku” sebagai pusatnya (kebat papat lima
pancer). Jika saat ini kita menyaksikan tari Srimpi Sangupati diluar
tembok kraton, tarian tersebut sudah mengalami penggarapan ulang. Baik
dari segi durasi waktu maupun vokabuler (ragam) geraknya. Pada awalnya
tarian tersebut berdurasi sekitar 2 jam, namun sekarang menjadi kurang
lebih 15 menit saja. Selain itu tarian tersebut hanya berfungsi sebagai
hiburan saja. Adegan minum arak dan menembak hanya dilakukan secara
simbol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar